“2 hr setelah pertemuan kita di SRIWIJAYA”
Tahukah engkau, di balik segurat senyum yang aku hadirkan. Terdapat serpihan luka yang masih menganga. di saat itu tanpa sengaja kamu malah menaburkan garam.

menambah sakiit.

Membuat hati ini ingin menangis, tapi aku tidak sanggup untuk menumpahkannya.

Mungkin telah habis. Mungkin aku telah lelah.

Dan aku hanya bisa membisu. Mendengar apa yang kamu ucapkan, tanpa ada sedikitpun bantahan dariku.

Posisi kita saat itu dekat. Hanya sejengkal tangan kecil ini…

Tapi serasa jauh untuk aku jangkau.

Ada sekat yang seakan-akan selalu memisahkan hati yang ingin kau ketuk.

Saat perbincangan kita kemarin, aku tahu kamu bimbang.

Aku tahu kamu ragu. Mungkin juga kamu takut.

Makanya, aku memaklumi rasa sakit yang diam-diam mulai merorong ku tiap pagi menjelang.

Apa cintaku ini salah?.

Diam-diam dalam tidur malamku, wajahmu selalu menjelma di tiap mimpi panjangku. Apa itu salahku?.

Jika aku mulai merindukanmu, apa itu juga salahku?.

Tolong, jangan salahkan aku, karna aku pun juga tidak tahu, sejak kapan perasaan ini begitu mellow jika aku ingat kamu.

Aku juga tidak tahu, sejak kapan aku mulai membutuhkan kamu.

Jadi tolong… jangan salahkan aku.

Kamu pun juga tidak salah.

Memberikan rasa sayang yang entah itu kapan, mulai aku balas dengan rasa yang sama.

Bahkan jika kamu ingin, aku akan memberikan yang lebih dari yang kamu kira.

Seperti yang pernah aku bilang, perasaan kita berdua memang tidak salah. Tapi bernoda…

Ada cacat di dalamnya. Sehingga ga layak untuk kita kenakan di hati kita.

Sebelum aku dekat denganmu , waktu yang aku lalui bagiku begitu monoton.

Walaupun ada jejak cinta yang masih membekas dalam ingatanku, tapi tidak merubah suasana hati yang ingin hanyut oleh rasa butuh dan memiliki.

Tapi tidak dengan adanya kamu.

Aku merasa nyaman… seperti di alam yang aku impikan, dengan hamparan rumput dengan bukit kecil yang membentang…

Saat kamu mendekati aku, secara tidak sadar aku juga merasakan sesuatu yang aku cari selama ini.

Aku sendiri tidak tahu apa itu…, karna sampai saat ini pun aku belum juga menemukan jawabannya.

Tapi yang aku tahu, aku merasa nyaman saat berdekatan denganmu.

Bagiku itu melebihi rasa yang pernah hinggap di lubuk hati ini.

Lebih dari sekedar kata sayang atau cinta.

Hingga aku benar-benar merasakan cinta.

Cinta ke kamu.

Lalu sekarang, apa harus kubuang jauh rasa ini?. Agar kita tetap bersama. Agar kamu tidak berlalu dari penglihatanku.

Kalau aku bisa, tentu sudah kulakukan jauh-jauh hari sebelum kita bertemu waktu itu…

Haruskah kumuntahkan semua yang sudah kadung menetap di hati ini untuk kamu?. Haruskah kupaksakan?.

Kalau memang itu yang kamu mau, kalau itu juga yang membuat kamu nyaman, yang bisa membuat hidupmu tenang, tolong! Beri aku cara agar aku bisa melakukan itu UNTUKMU. UNTUK AKU. Dan KITA.

0 komentar: