Akhirnya semesteran sudah selesai…

Legaaaa deh!. Tapi ada dispensasi dari sebuah kata lega itu.

Aku ga bisa sering-sering lagi melihat si MAS. Senyumannya. Teduh matanya. Aku tidak bisa melihat lagi tangannya yang suka menari-nari untuk menguatkan cerita hidupnya… agh!…aku yakin, aku akan sangat merindukannya.

Tapi dia berjanji sih, untuk tetap menghubungi aku, walau lewat sms.

Dia juga berjanji, kalau aku siaran malam, dia mau nemenin aku. Sebagai pengobat rindunya untuk bisa bertemu aku…so sweet…J

Ya, dia memang manis. Cowok yang paling manis, yang selama ini aku kenal. Mungkin baru dia, cowok yang paling manis yang aku kenal. Cowok yang paling sopan. Cowok yang pemalu. Cowok yang ga gentle walau hanya memegang tanganku. Cowok yang selalu mengedepankan rasional-nya dari pada hasrat apalagi nafsu birahinya.

Cowok yang aneh, tapi justru dari ke anehannya itulah yang aku suka!.

Cinta memang menyimpan sejuta misteri.

Walau aku sendiri belum ngeh “apa aku mencintai si mas?”. Tapi aku mulai mendekati cinta untuk si mas!!. Wow…gawat nih!!.

Aku mulai merasakan rindu jika sehari saja aku tidak mendapat kabar darinya.

Hariku terasa ga tenang, jika selama sehari saja ia tidak mengirimkan pesan singkatnya.

Aku selalu bertanya-tanya, ada apakah gerangan yang membuatnya melupakan aku?, melalaikan aku walau Cuma sehari saja.

Jika pertanyaan-pertanyaanku tidak ku temukan jawabannya, aku mulai merasa kesal, Ngambek, entah pada siapa…

Cinta memang aneh.

Dia bisa saja turun menimpa siapa saja yang ingin dia singgahi…

Dia bisa sesuka hati menaruh ke hati siapa saja, tanpa pandang bulu siapa yang menjadi korban atas cintanya.

Datang tidak diundang, pulang tidak diantar (kayak jaelangkung J)…

Cinta seperti peri, yang memberikan pertolongan pada jiwa yang hampa oleh sepi hadirnya sang kekasih. Tapi dia bisa saja langsung menjelma seperti iblis, yang mengatasnamakan cinta lalu mengesampingkan realita yang ada.

Begitu juga dengan aku…

Untuk saat ini, aku sedang menjelma seperti peri, yang menabur benih-benih cinta untuk dia yang ada di sana. Mulai menanam rindu di balik sekat hati yang tersimpan rapat di hati si mas. Memberi kebaikan untuk kebahagiaan kita bersama.

Lalu mungkin di suatu saat nanti, aku mulai merampas paksa hatinya yang telah kutumbuhi cinta dengan liar…, menjelma menjadi seperti yang tidak aku inginkan!.

Aku tidak ingin menjelma seperti itu…

Aku ingin tetap menjadi peri, peri untuk dia yang ada di sana

menyimpan rapat-rapat rindu yang ada, demi kebaikannya.

Memberikan cinta, dengan diam-diam, tanpa mengganggu siapapun, jika memang aku telah sadar cinta itu telah tumbuh…

Tapi aku tidak bisa mencegah apa yang akan terjadi nanti,

Sama halnya aku tidak bisa mencegah cinta yang pelan-pelan mulai menggelayuti aku kini, tanpa aku mau!.

Aku tidak tahu. karna tiap kali aku bertanya, apa yang membuatku berputar haluan, dari yang menghormatinya menjadi ingin dicintai dia?, tetap saja belum aku temukan jawabannya.

Yang ada malah kepasrahan berbalut hasrat.

Aku pasrah jika memang aku mulai menggilainya.

Aku pasrah jika dia mulai menguasai jiwa ini, hingga seluruh pikiran dan otakku hanya tertuju padanya. Sungguh, aku pasrah…

Tapi aku masih berharap, bahwa di balik kepasrahanku, ada sedikit celah penolakan. agar tidak seluruhnya hatiku dikuasai oleh dia… ,dia yang mulai menggangguku…

1 komentar:

si buluk mengatakan...

si mas??

*garuk-garuk kepala sambil mencoba mengingat*

ow.. iya iya..

-hlah-