Dua minggu telah berlalu…
Hanya karna alasan yang konyol, aku mendiamkanmu.
Lalu semenjak itu kita membisu…
Kupikir, hanya dengan begini aku mampu membuatmu marah, lalu menjauhiku, dan aku terlepas dari kegiatan yang kita lakukan. Kegiatan yang justru akan menyeretku ke dalam hidupmu.
Dan di sela waktu yang singkat itu, aku bermain-main dengan hati.
Bermain-main dengan khayalku sendiri tanpamu…
Lalu mencoba untuk menjauhkan pikiranku tentangmu, beralih ke wajah yang baru…
Tetap.
kamu tetap ada di otakku.
Aku tetap ingin peduli padamu di antara rasa gengsiku.
Aku mengalah, saat mata mu tidak sengaja menatapku. Bukan karna aku acuh, tapi aku takut…, takut kamu tahu yang sebenarnya ada didalam hatiku.
Karna disinilah kamu bisa lihat sesungguhnya apa yang kurasa.
Memang, bukan hanya kamu yang ada di hati ini.
Bukan hanya kamu yang aku rindukan saat ini.
Karna dari awal kita memang sepakat untuk tidak membebani diri kita dengan aturan yang tak tertulis namun harus dipatuhi itu…
Kita ingin apa adanya.
Kita ingin menjalaninya tanpa beban. Tanpa ikatan. Dan tanpa aturan.
Tapi aku tidak bisa menepis wajahmu yang terlihat utuh saat aku mencoba membayangkan wajah lain.
Aku tidak tahu… jengkelku, marahku, kini langsung pudar dengan seringnya kulihat kau membisu…membisu padaku, dan karnaku lah yang memulai.

“dia terlihat manis saat membisu…’’
itulah yang membuat aku mulai merindukanmu lagi

0 komentar: